Masih ingat dengan Samurai X???
Seorang samurai pengelana yang punya bekas luka silang berbentuk "X" di pipi sebelah kiri?
Well, kalau kalian ingat berarti kalian pernah nonton di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia yang pertama kali tayang tanggal 6 Maret 2000. Bagaimana respon pemirsa kala itu?

Samurai X sendiri memiliki judul asli Rurouni Kenshin - Meiji Kenkaku Romantan (Rurouni Kenshin-Meiji Swordsman Romantic Story), yang di buat oleh mangaka Nobuhiro Watsuki.


Tadinya manga ini hanya di terbitkan setiap minggu oleh majalah Shounen Jump sejak tanggal 2 September 1994 sampai dengan tanggal 4 November 1999. Tayang pertama kali sebagai anime pada tanggal 10 januari 1996 dan berakhir tanggal 8 September 1998. Diikuti dengan Movie berjudul Ishin Shishi e no Requiem (Requiem for The Ishin Patriots) yang di Amerika lebih dikenal dengan judul Samurai X: The Motion Picture pada tanggal 20 Desember 1997, dan dilanjutkan dengan dibuatnya 2 OVA (Original Video Animation). OVA pertama berjudul Tsuiokuhen (Recollection) yang kemudian di edit menjadi movie berdurasi 2 jam berjudul Samurai X: Trust and Betrayal - Director's Cut pada tahun 1999 di Jepang dan 2003 di Amerika Utara. OVA kedua berjudul Seisohen (Time) atau yang lebih dikenal dengan Samurai X: Reflection yang terdiri dari 2 episode. Episode pertama dirilis di Jepang tanggal 12 Desember 2001 dan yang kedua tanggal 20 Maret 2002. Selain TV series, Movie, dan OVA, Samurai X juga menghiasi game platform pada zamannya. Kepopulerannya tidak bisa disangkal lagi sampai ke Indonesia.
Samurai X bercerita tentang seorang samurai pengembara bernama Himura Kenshin di era Meiji. Sesuai judulnya, Rurouni Kenshin (Wandering Kenshin), hidup Kenshin selalu berkelana yang pada suatu hari dipertemukan dengan seorang gadis bernama Kamiya Kaoru yang memiliki perguruan pedang Kamiya tepat ketika Kenshin datang ke Tokyo di tahun ke 11 era Meiji (1878).
Pertemuan ini sangat berkesan...karena tanpa sebab yang jelas Kaoru langsung menyerang Kenshin dan memanggilnya Hitokiri Battosai. Setelah Kenshin menjelaskan kalau dia bukan orang yang dicari Kaoru, Kaoru pun mengizinkannya tinggal di perguruannya...tanpa menyadari bahwa di masa lalu Kenshin sebenarnya adalah Hitokiri Battosai, pembunuh legendaris di era Bakumatsu yang asli. Setelah perang Bakumatsu berakhir, Kenshin memutuskan meninggalkan julukan Hitokiri Battosai dan mulai mengembara dan membantu orang-orang yang memerlukan untuk menebus dosa yang telah ia lakukan sebagai seorang pembunuh berdarah dingin di masa lalu.

Kenshin akhirnya membantu Kaoru menemukan dan mengatasi Battosai palsu yang jahat. Kaoru menawarkan Kenshin untuk tinggal di perguruannya secara permanen (setelah mengetahui masa lalu Kenshin tentunya). Berbeda dengan bayangan banyak orang tentang pembunuh, Kenshin jauh dari kesan itu. Dia pribadi yang riang dan lembut juga penyayang... dan kadang-kadang...juga bodoh...(Bakaa!)

Di sepanjang cerita, Kenshin berhubungan dengan beberapa orang yang pada akhirnya menemani perjuangannya. Diantaranya adalah Sagara Sanosuke (mantan anggota pasukan Sekiho), Myojin Yahiko (anak yatim piatu dari keluarga samurai), dan Takani Megumi (seorang doktor wanita). Musuh yang menjadi teman diantaranya Shinomori Aoshi (mantan pemimpin Oniwabanshu), dan seorang rivalnya dari Bakumatsu, seorang mantan anggota Shinsengumi, Saito Hajime.


Chapter yang paling menarik adalah ketika Kenshin harus berhadapan dengan seorang penerusnya sebagai seorang Hitokiri, Shishio Makoto yang ingin menguasai Jepang dengan menggulingkan pemerintahan Meiji. Target utamanya dimulai dari Kyoto. Kenshin harus berhadapan dengan Shishio lewat duel satu lawan satu. Walau pada akhirnya Shishio tewas terbakar akibat luka bakar yang di deritanya karena kelebihan suhu tubuh. Pada chapter ini Kenshin di pertemukan dengan gadis muda anggota Oniwabanshu sekaligus anak angkat dari Shinomori Aoshi, Makimachi Misao. Sampai pada chapter ini cerita animenya masih mengikuti manga. Namun selanjutnya lepas dari cerita manga aslinya.

Di manganya, ketika Kenshin dan teman-temannya kembali ke Tokyo, Kenshin mengetahui kalau Yukishiro Enishi berencana membalas dendam dengan membunuh teman-teman Kenshin. Akhirnya terungkap, di masa Bakumatsu, Kenshin pernah menikah dengan Yukishiro Tomoe. Tomoe sebenarnya menikahi Kenshin hanya untuk membalas kematian tunangannya yang telah di bunuh Kenshin. Tetapi malah jadi jatuh cinta....

Tomoe rupanya adalah anggota pembunuh yang berniat untuk membunuh Kenshin. Tapi Tomoe malah di khianati dan digunakan sebagai umpan. Kenshin berhasil membunuh pembunuh tersebut dan secara tak sengaja, membunuh istrinya sendiri, Tomoe. Tomoe sebenarnya menyelamatkan Kenshin dari serangan mematikan musuh sebagai perisai hidup. Enishi adalah adik dari Tomoe. Merasa dendam karena menganggap Kenshin membunuh kakaknya, Enishi menculik Kaoru dan membuat figur mirip Kaoru dalam keadaan tewas mengenaskan. Membuat Kenshin menderita secara batin dalam rasa bersalah yang teramat sangat.
Setelah mengetahui Kaoru ternyata masih hidup (berkat informasi dari Aoshi), Kenshin bergegas menyelamatkan Kaoru dari tangan Enishi. Pada duel terakhir antara Kenshin dan Enishi, Kenshin berhasil menang. Di Akhir cerita, Enishi pun sadar setelah membaca buku harian Tomoe yang di dalamnya terdapat ungkapan perasaan cinta Tomoe yang sebelumnya sangat membenci Kenshin.
Lima tahun kemudian, Kenshin yang telah menikah dengan Kaoru hidup dengan damai. Dan mempunyai seorang anak bernama Himura Kenji.

Rurouni Kenshin sangat populer di Indonesia dengan judul Samurai X. Bukan cuma animenya, tapi soundtrack nya pun menjadi most wanted music bagi penggemar Samurai X karena memang keren untuk di dengarkan.

Spoiler:
Sepertinya stasiun TV swasta di Indonesia masih terlambat menyadari pengaruh anime bagi masyarakat. Anime pada dasarnya memang cepat disukai pemirsa (khusus untuk anime berkualitas) tanpa ada proses adaptasi yang lama. Pemirsa TV terlalu dimanjakan oleh tayangan sinetron mendayu - dayu.hampir setiap hari TV swasta memberi tontonan "sampah" kejar tayang dengan kualitas cerita yang memang seperti di kejar-kejar orang sekampung. Terbirit-birit, tidak masuk akal, dan dibuat-buat. Penuh mimpi dan jauh dari realita hidup. Padahal di kemas dengan kemasan se REAL mungkin. Dengan tema yang latah, seperti kecelakaan, hilang ingatan, anak hilang, bangkit dari kematian, hidup menderita dan disiksa bertubi-tubi (kaya TKI aja), bahkan selalu mempunyai episode yang cocok memecahkan rekor MURI. Contoh sinetron  CI*TA F*TR*, yang sekarang sudah masuk season 7. Kayanya ga lama lagi keluar tuh CI*TA FI*R* SHIPPUDEN... ; )
Lewat tayangan Samurai X, stigma negatif di masyarakat yang "Anime untuk anak kecil " sekali lagi terbantahkan. Bagaimana tidak, anime yang dianggap sebagian orang tontonan adik atau anak-anak kita ternyata banyak disukai oleh remaja dan dewasa. Karena memang tontonan ini menampilkan kekerasan dan tidak pantas ditonton anak-anak.
Tapi anehnya, stasiun TV swasta yang pertama kali menayangkan anime ini malah menempatkannya dalam acara segmen anak-anak. Para penggemar anime tentu tidak mau disamakan dengan anak-anak, karena mereka tahu ANIME BUKAN HANYA UNTUK ANAK-ANAK. Era Super Man sudah lewat. Era Mickey Mouse sudah berlalu. Dimana suguhan seperti itu memang diperuntukan untuk anak-anak. Lalu pertanyaannya, kapan stigma seperti ini akan terus melekat? Selama masyarakat masih awam akan yang namanya anime, selama itu pula segala sesuatu yang di gambar dan penuh warna, penuh cerita fantasi dan kepahlawanan adalah untuk anak-anak.
Tentu masih ingat di benak kita, ketika pemberitaan di TV mulai menyudutkan anime. Naruto. Adalah salah satu judul yang lagi apes. Karena meniru adegan ala ninja Konoha, beberapa anak dikabarkan cedera. Bukan tontonannya yang salah. Tapi karena pengawasan orang tua dan pemerintah yang masih kurang. Terlalu kolot kalau kita berpikir anime hanya hiburan anak-anak. Sekarang lihatlah akibatnya.
Saint Seiya adalah contoh berikutnya. Anime ini sangat sadis. Penuh darah, penderitaan fisik, dan teriakan memilukan. Tidak jarang tokoh protagonis sekarat dan hampir mati dibantai. Tapi ada pesan moral juga yang disampaikan anime ini. Yaitu, berjuang tak kenal menyerah akan bisa meraih tujuan. Coba kita pikir. Apa yang terjadi jika Saint Seiya ditiru anak-anak seperti sekarang....
Anak-anak mempunyai sifat polos. Sama seperti kertas yang belum pernah di tulis. Mata nya adalah pelajaran hidupnya. Otak mereka yang masih terbatas akan menangkap segala sesuatu yang dipandangnya sebagai kenyataan hidup. Berbeda dengan orang dewasa yang sudah bisa memakai logika. Menimbang dan berpikir adalah perbuatan orang dewasa. Anak-anak hanya bisa meniru. Meniru figur yang disenanginya. Seperti ayah, ibu, kakak, guru,...... atau Naruto??
Media informasi kita masih kurang tanggap mengenai hal ini. Padahal orang-orang di balik layar itu adalah orang dewasa semua (jelas tidak ada anak-anak yang bekerja di stasiun TV). Tapi mereka tidak menyadari kalau anime mempunyai rating bagi pemirsanya. Ada anime yang khusus untuk anak-anak(contoh Doraemon), remaja laki-laki (Contoh Dragon Ball), remaja perempuan (Contoh Love Hina), dan orang dewasa (contoh Neon Genesis Evangelion). Dan yang paling utama adalah dari pihak orang tua. Mereka adalah filter yang paling efektif bagi anak-anak. Sebagai seorang pendamping dan pembimbing. Agar suatu hari bukan anime yang dikambing hitamkan, tetapi mereka yang tidak mengerti essensi dari anime tersebut. Untuk kali ini, mungkin saya cukupkan dulu untuk posting kali ini. Nanti akan saya bahas apa itu anime, manga, dan perkembangannya. Oke? Oke deh!